This is default featured post 1 title

Teknik Dokumentasi Aplikasi

This is default featured post 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured post 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured post 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured post 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Senin, 10 Januari 2011

PERTEMUAN 8 ROUTING PROTOKOL

:: Protokol Routing

.. Dynamic routing di kategorikan ke 2 macam yaitu :
1.      Exterior Gateway/ Routing Protocol (EGP/ERP)
2.      Gateway Interior Gateway/Routing Protocol (IGP/IRP)

  1. Interior Gateway Protocol adalah protocol routing yg digunkan di dalam sebuah Autonomous System. Contoh IGP Routing Information Protocol (RIP), Enchanced Path First (OSPF), Enchanced Interior Gateway Routing Protocol (EIGRP).

    • Contoh router RIP
Router>ena
Router#ter conf
Router(config)#rout rip
Router(config-router)#ver 2
Router(config-router)#netw B (200.200.201.0)
Router(config-router)# netw A(200.200.201.128)
Kemudian kita setting lagi di router Y :
Router>ena
Router#ter conf
Router(config)#rout rip
Router(config-router)#ver 2
Router(config-router)#netw C(200.200.200.0)
Router(config-router)# netw A(200.200.201.128)

RIP (Routing Information Protocol)
Saat ini terdapat dua versi RIP, yaitu versi 1 dan versi 2. RIP mempunyai cara kerja yang sederhana, yaitu memakai metode vektor jarak. Dengan metode ini, router mencatat lompatan yang dibutuhkan untuk mencapai router lain jika melewati suatu router tetangganya. Jumlah lompatan diberi satuan metrik dengan satu lompatan sama dengan satu metrik.

KELEBIHAN RIP
RIP memakai metode distance-vector algoritma. Algoritma ini bekerja dengan menambahkan satu angka metrik kepada ruting apabila melewati satu gateway. Satu kali data melewati satu gateway maka angka metriknya bertambah satu ( atau dengan kata lain naik satu hop ).

KELEMAHAN  RIP

RIP hanya bisa menangani 15 hop, jika lebih maka host tujuan dianggap tidak dapat dijangkau. Oleh karena alasan tadi maka RIP tidak mungkin untuk diterapkan di sebuah AS yang besar. Selain itu RIP juga mempunyai kekurangan dalam hal network masking. Namun kabar baiknya, implementasi RIP tidak terlalu sulit ika dibandingkan dengan OSPF

EIGRP
EIGRP ( Enhanched Interior Gateway Routing Protocol) adalah routing protocol yang hanya diadopsi oleh router cisco atau sering disebut sebagai proprietary protocol pada cisco, dimana EIGRP ini hanya bisa digunakan sesama router cisco.EIGRP menggunakan formula berbasis bandwidth dan delay untuk menghitung metric yang sesuai dengan suatu rute. EIGRP melakukan konvergensi secara tepat ketika menghindari loop. EIGRP tidak melakukan perhitungan-perhitungan rute seperti yang dilakukan oleh protocol link state. Hal ini menjadikan EIGRP tidak membutuhkan desain ekstra, sehingga hanya memerlukan lebih sedikit memori dan proses dibandingkan protocol link state. Konvergensi EIGRP lebih cepat dibandingkan dengan protocol distance vector. Hal ini terutama disebabkan karena EIGRP tidak memerlukan fitur loopavoidance yang pada kenyataannya menyebabkan konvergensi protocol distance vector melambat. Hanya dengan mengirim sebagian dari routing update (setelah seluruh informasi routing dipertukarkan). EIGRPmengurangi pembebanan di jaringan. Salah satu kelemahan utama EIGRP adalah protocol Cisco-propritary, sehingga jika diterapkan pada jaringan multivendor diperlukan suatu fungsi yang disebut route redistribution. Fungsi ini akan menangani proses pertukaran rute router diantara dua protocol link state (OSPF dan EIGRP). EIGRP sering disebut juga hybriddistance - vector routing protocol, karena EIGRP ini terdapat dua tipe routing protocol yang digunakan, yaitu distance vector dan link state. Dalam perhitungan untuk menentukan jalur manakah yang terpendek, EIGRP menggunaklan algoritma DUAL (Diffusing Update Algorithm) dalam menentukannya.
KELEBIHAN EIGRP
·        Satu-satunya protokol routing yangmenggunakan route backup. Selain memaintain tabel routing terbaik, EIGRP juga menyimpan backup terbaik untuk setiap route sehingga setiap kali terjadi kegagalan pada jalur utama, maka EIGRP menawarkan jalur alternatif tanpa menunggu waktu convergence.
·        Mudah dikonfigurasi semudah RIP.
·        Summarization dapat dilakukan dimana saja dan kapan saja. Pada OSPF summarization hanya bisa dilakukan di ABR dan ASBR.
·        EIGRP satu-satunya yang dapat melakukan unequal load balancing.
·        Kombinasi terbaik dari protokol distance vector dan link state.
·        Mendukung multiple protokol network (IP, IPX, dan lain-lain).

KELEMAHAN EIGRP
Salah satu kelemahan utama EIGRP adalah protocol Cisco-propritary,sehingga jika diterapkan pada jaringan multivendor diperlukan suatu fungsi yang disebut route redistribution. Fungsi ini akan menangani proses pertukaran rute router di antara dua protocol link state (OSPF dan EIGRP).

Metrik EIGRP
EIGRP menggunakan Metric  algoritma yang sama dengan IGRP untuk menghitung metric dan menggambarkan nilai-nilai dalam format 32-bit. EIGRP juga support untuk load balancing jika dalam kondisi metric yang tidak seimbang (unequal), dan memungkinkan Pendistribusikan traffik dalam network dengan baik.
Algoritma EIGRP :
Algoritma yang digunakan pada EIGRP di klansifikasikan kedalam dua bagian.
Pertama Globalyang artinya :
Semua router memiliki daftar routing yang komplit setiap dalam suatu topologi. Contohnya adalah algoritma link state.
Ke dua Desentrasilasi yang artinya :
·    Router mengetahui koneksi fisik ke Router Neighbor
·    Terjadi proses replay komputasi dan Enkaptulasi.
·    Informasi ke router Neighbor, sebagai contoh terbentuknya router distance vector.

EGP
Exterior Gateway Protocol (EGP) adalah protokol yang membawa informasi routing antar 2 buah administrative entities, dalam hal ini 2 buah AS. Contoh EGP adalah Broader Gateway Protocol (BGP)

Routing Information Protocol
RIP adalah Protokol routing yang menggunakan alogaritma routing distance – vector learning atau Bellman- Ford.
Tugas RIP (dan semua protocol routing) adalah menyediakan mekanisme pertukaran informasi tentang rute, sehingga setiap router dapat melakukan update table routing.
Informasi-informasi yang di butuhkan antara lain :
-         alamat dari sebuah network atau host.
-         jarak(distance) router tersebutterhadap network atau host.
-         hop pertama unutk proses routing.
Distance metric disebut juga sebagai cost, dalam RIP yg dimaksud distance metric adalah jumlah hop.
RIP didesainn untuk sedemikian sehingga routing table akan terupdate apabila informasi yang diterima memiliki rute yang lebih pendek.

Sabtu, 01 Januari 2011

PERTEMUAN 7 Routing

Routing adalah suatu proses me-rutekan paket data dari satu network yang lain dengan menggunakan router.
Untuk mengendalikan aliran paket data dari satu router ke router berikutnya. Terdapat dua macam proses routing, yaitu :
1.      Static Routing
2.      Dynamic Routing

Static Routing
Pada static routing pengelolaan (mengisi/menghapus) tabel routing dilakukan secara manual, sedangkan pada dynamicrouting perubahan dilakukan secara otomatis menggungakan protocol routing.

Keuntungan static routing :
1.      Jalur routing mudah diprediksi
2.      tidak membutuhkan proses update routing table
3.      mudah dikonfigurasi untuk network kecil
Kerugian static routing
1.      tidak cocok untuk network berskala besar
2.      tidak dapat beradaptasi terhadap penambahan router karena konfigurasi pada tiap router harus dirubah.
3.      tidak dapa bradaptasi terhadap munculnya link failure pada salah satu jalur.

Dynamic Routing
Dynamic routing mengatur rute setiap paket dengan menggunakan table routing (tersimpan pada router). Table ini akan terupdate secara otomatis melalui routing protocol.

Keuntungan dynamic routing :
1.      Scalability : Konfigurasi dilakukan secara dinamis apabila terdapat penambahan atau pengurangan router.
2.      Adapbility : rute dapat berubah secara adaptif terhadap adnya link failure.

Kerugian dynamic routing :
1.      Kompleksitas alogaritma routing meningkat. Router menentukan rute berdasarkan, misalnya : bandwitch yang tersedia, jalur terpendek, dll.
2.      Router harus saling bertukar informasi secara periodik.
3.      tidak semua router mendukung dynamic router.

PERTEMUAN 6 Manajemen IP

VLSM = Variabel Length Subnet Masking
VLSM memperbaiki kekurangan metoda conventional subnetting.

Perhitungan IP Address menggunakan metode VLSM adalah metode yang berbeda dengan memberikan suatu Network Address lebih dari satu subnet mask :

1. Routing protocol yang digunakan harus mampu membawa informasi mengenai notasi prefix untuk setiap rute broadcastnya routing protocol : RIP, IGRP, EIGRP, OSPF.
2. Semua perangkat router yang digunakan dalam jaringan harus mendukung metode VLSM yang menggunakan algoritma penerus packet informasi. Dalam penerapan IP Address menggunakan metode VLSM agar tetap dapat berkomunikasi kedalam jaringan internet sebaiknya pengelolaan networknya dapat memenuhi persyaratan.

Subnet masking konvensional menggantikan IP dua tingkat skema pengalamatan dengan metode tiga-tingkat yang lebih fleksibel. Karena memungkinkan administrator jaringan memberikan alamat IP ke host berdasarkan bagaimana mereka yang terhubung dalam jaringan fisik, subnetting adalah sebuah terobosan nyata bagi mereka menjaga jaringan IP besar. Ia memiliki kelemahan sendiri meskipun, dan masih memiliki ruang untuk perbaikan. Kelemahan utama dari subnetting konvensional adalah kenyataan bahwa ID subnet merupakan hanya satu tingkat hirarkis tambahan dalam bagaimana alamat IP yang diinterpretasikan dan digunakan untuk routing.

Sebagai contoh, perhatikan perusahaan yang relatif kecil dengan jaringan Class C, 201.45.222.0/24. Mereka memiliki enam subnetwork dalam jaringan mereka. Empat subnet pertama (S1, S2, S3 dan S4) relatif kecil, hanya berisi 10 host masing-masing. Namun, salah satu dari mereka (S5) adalah untuk lantai produksi mereka dan memiliki 50 host, dan yang terakhir (S6) adalah pengembangan mereka dan kelompok rekayasa, yang memiliki 100 host.

Jumlah host yang diperlukan dengan demikian 196. Tanpa subnetting, kami memiliki cukup host di jaringan kami C Class untuk menangani mereka semua. Namun, ketika kita mencoba untuk subnet, kita punya masalah besar. Dalam rangka untuk memiliki enam subnet kita perlu menggunakan 3 bit untuk ID subnet. Daun ini hanya 5 bit untuk host ID, yang berarti setiap subnet memiliki kapasitas identik 30 host. Hal ini cukup untuk subnet yang lebih kecil tetapi tidak cukup untuk yang lebih besar. Solusi hanya dengan subnetting konvensional, selain menyeret subnet fisik, adalah untuk mendapatkan blok lain Kelas C untuk dua subnet besar dan menggunakan asli untuk empat yang kecil. Tapi ini mahal, dan berarti membuang-buang ratusan alamat IP!

Dengan subnetting tradisional, semua subnet harus ukuran yang sama, yang menciptakan masalah ketika ada beberapa subnet yang jauh lebih besar daripada yang lain.

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More